Catatan Kecil Sebuah Perjalanan Tentang Segelintir Manusia Yang Mewujudkan Mimpinya

Catatan Kecil Sebuah Perjalanan Tentang Segelintir Manusia Yang Mewujudkan Mimpinya
Oro-oro Ombo, Mt. Semeru 3676mdpl

Sabtu, 28 November 2015

PENDAKIAN GUNUNG SINDORO 3153MDPL VIA JALUR BANSARI, TEMANGGUNG

PENDAKIAN GUNUNG SINDORO 3153MDPL Via BANSARI, TEMANGGUNG (16 - 17 AGUSTUS 2015)

Pendakian gunung Sindoro. Yah, perjalanan kali ini mungkin terlaksana secara dadakan, karena planing yg semula aku berangkat dengan saudaraku tapi dia cancel karena ada acara dadakan, Katanya. Nah, sabtu malam minggu tanggal 15 Agustus, aku menjadi salah satu panitia acara di Anniversary salah satu club motor di kota Jepara. ketika ditempat acara, aku iseng lah sms ke bang aripin (sebut saja dia jablon), aku sekedar bertanya, siapa tahu hari minggu-senin dia mau naik gunung untuk ngrayain17an Agustus. Dan yg aku harapkan benarlah terjadi, tiba-tiba dia bilang kalau besok pagi mau berangkat mendaki ke gunung Sindoro via Bansari Temanggung. Aku pun kegirangan mendengar kabar tersebut dan mengonfirmasi dia untuk ikut mendaki ke gunung Sindoro besok pagi.

Pada minggu paginya aku langsung mempersiapkan alat-alat dan perbekalan untuk pendakian, kita sepakat bertemu di deket jalan raya untuk menunggu bus keberangkatan, maklum mode hemat naiknya angkutan umum. pukul 8 pagi kita berangkat, bang jablon bersama 1 temannya lagi, namanya bang  sulistyo (panggil saja dia Brung :v). kita pun naik bus menuju terminal terboyo Semarang, lalu dilanjut naik bus lagi menuju Temanggung (nah, kalau kita ke Temanggung sebaiknya kita ambil bus jurusan arah Wonosobo). sekitar pukul 2 siang kita akhirnya sampai di pasar parakan, kota Temanggung, disini kita harus turun dari bus karena angkot menuju desa Bansari hanya ada di pasar Parakan. setelah turun bus, kita menunggu angkot beberapa puluh menit sambil nyemil makanan, soalnya belum makan siang, dari pagi diatas bus, nggak sempat makan siang dan pantat pun sudah panas karena kelamaan duduk di bus. sekitar pukul 3 sore kita sudah dibasecamp Kompas Bansari, disana kita disambut sama anak-anak basecamp kompas, karena mereka udah kenal akrab sama tim Romli Jepara. ohh iya, sekedar info: Jalur Pendakian Gunung Sindoro   Via Bansari sebenarnya sudah ada sejak tahun 90an, tapi kemudian ditutup cukup lama sampai akhirnya dibuka lagi beberapa tahun ini.

Kala itu, kita mengawali langkah kaki di waktu petang. Sore itu kabut mulai menyelimuti gunung Sindoro yang begitu gagah tinggi menjulang.


Setelah kita beristirahat di basecamp sejenak, sekitar pukul 5 sore kita mulai pendakian, melewati hamparan perkebunan tembakau yang begitu luas. pukul 6 petang lebih, kita sampai di pos 1, kita istirahat karena barengan dengan adzan maghrib. Setelah istirahat di pos 1 kita melanjutkan perjalanan menuju pos 2 yang jaraknya lumayan jauh dan memakan waktu beberapa jam. Kita melewati hutan yang begitu lebat dan luas, karena jalur ini terletak di area hutan yg terbesar di gunung sindoro. pukul 9 malam kita belum juga nyampai pos 2, akhirnya kita brake disamping jalur pendakian untuk makan malam. dan kita pun menyantap makan malam. aku pun bertanya pada bang jablon dan temannya, siapa yg bawa tenda, dan mereka berdua pun mengiranya aku yg bawa tenda, kalau gitu kan kamvret, gimana tidur kita? aku juga tidak membawa slepping bag, (yg ini jangan ditiru ya kalau tidak terbiasa sama suhu gunung). Karena bang jablon sama bang brung membawa sb, akhirnya kita berinisiatif ngecamp di pos 3 yang hutannya masih lebat, dan aku tidur memakai selimut dengan diapit slepping bag kanan kiri, jadinya masih bisa terasa hangat, soalnya di bulan mei-september di pegunungan daerah Temangung-Wonosobo/Dieng biasanya terjadi froze istilahnya embun beku (suhunya bisa mencapai 0 derajat celcius).
Aku pun tidur duluan, maklum diantara kita bertiga, aku lah yg tukang tidur. Waktu aku tertidur ternyata bang jablon sama bang brung sedang ngerumpi sama cewek asal Ntb, ahh sial, kenapa aku nggak dibangunin diajak ngerumpi saja, padahal orangnya lumayan kece dah, beruntung bisa bertemu cewek cantik, bukan bertemu sama babi-babi cantik yg suka gangguin tidur orang. Tetep aja aku tidur pulas sampai pagi.

Dari pos 3.
Sunrisen time, Matahari 17 Agustus. Alam Indonesia, Dipandang dari sela-sela ranting pohon pun tetap terlihat indah.


Senin, 17 Agustus 2015, aku terbangun ditengah sayupnya suasana pagi hari. dan kamvretnya lagi, bang jablon sama bang brung malah masih tertidur pulas. Tapi tak apa lah, tinggal minum susu coklat hangat dulu sambil menikmati matahari terbit yg maih bisa dilihat dari tempat tidur dengan posisi masih pw dengan cahayanya yg mulai muncul melalui celah-celah ranting pepohonan hutan gunung. Memang Indonesia dilihat dari sudut pandang manapun itu, it's a paradise.
Setelah semuanya bangun, kita bertiga sarapan pagi dan segera bersiap menuju ke puncak Sindoro. Menu sarapan pagi itu : sereal, biskuit, roti, agar-agar, dan ditutup dengan meneguk secangkir susu jahe hangat, duh nikmatnya perjalanan ini ya Tuhan.

Sekitar Pukul 7 pagi kita melanjutkan perjalanan menuju puncak, Karena kita tidur di pos 3, otomatis puncak masih sangat jauh, dan masih perlu melewati 3 pos lagi. Dijalur ini pendaki tidak terlalu ramai, jadi masih terbilang sunyi dan nggak terlalu sering ketemu orang berlalu lalang.

 Pos 5 (Mlelan) disini lumayan rame ada belasan orang ngecamp disini.

uh, puncak masih jauh gan,,

sampai di pos 5 sekitar pukul 11.30 siang, kita langsung tancap gas menuju puncak. Karena perut semakin berontak karena lapar, akhirnya kita mengalah dan makan siang di pinggir jalur pendakian di antara pos 5 dan pos 6. Akhirnya sekitar pukul 2 kita sampai di puncak tertinggi gunung Sindoro.
Terima kasih Tuhan, di hari yang spesial ini engkau telah mengijinkan kami berada di tempatmu yang indah ini. Dirgahayu Indonesia ku yang ke 70th. Semoga Indonesia tambah makmur, dan semoga alamnya tetap lestari.

 Puncak Mt. Sindoro 3153mdpl. via Bansari, Parakan, Temanggung.

Penghormatan kepada sang saka Merah Putih. 17 Agustus, Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 70th. 

Inilah indonesiaku, salam buat kalian para pengagum keindahan alam.

bang Brung sama bang Jablon, (embuh wong ngendi aku ora paham, wkwk)

selfie lah, meskipun mereka udah senior, tapi mereka nggak mau kalah sama junior, katanya biar kayak orang-orang kekinian, hahaha. yang penting kita memang menjalankan hobi, bukan sekedar mengikuti tren kekinian :V

hmmm, menikmati terjangan kabut awan yang berhembus menerpaku, yang meredam rasa rinduku setelah kau pergi meninggalkanmu, eeakk baper again.

yah, waktu disini aku sedih juga, soalnya padang edelweiss disebelahku yang dulu sangat luas dan indah sekarang terbakar dan musnah akibat ulah oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, semoga Tuhan menyadarkan mereka yang suka merusak alam.

Sampai disini dulu cerita perjalanan kita, sampai jumpa di cerita perjalanan berikutnya. Jangan lupa kalau berkegiatan di alam bebas utamakanlah keselamatan diri dan kelompok, keep Savety First, dan jangan lupa bawa turun lagi sampah kalian supaya alam tetap bersih dan indah. Gunung Bukan Tempat Sampah. Salam Ransel, Salam Angkut.


jika ingin sekedar melihat atau berbagi foto pendakian, syukur-syukur kalau di follow. :D
Instagram saya : @TiiooPrasetyo

Sabtu, 11 Juli 2015

PENDAKIAN GUNUNG SEMERU (MAHAMERU) 3676MDPL

PENDAKIAN GUNUNG SEMERU "MAHAMERU" 3676MDPL, 7 - 11 MEI 2015

        Jepara, 7 Mei 2015. Diwaktu fajar kala itu, adzan Subuh berkumandang, menandakan bahwa sudah lewat pukul 04.00 saya pun bergegas mandi dan mempersiapkan diri untuk menuju untuk menyusul kawan-kawan yang sudah siap untuk pergi menuju kota Malang, perbekalan hari ini sudah aku siapkan dari tadi malam. Ya, kali ini aku dan teman-teman pendaki Jepara akan melakukan Ekspedisi Pendakian Gunung Semeru, gunung yang selalu aku impikan sejak kelas 1 SMA. Setelah semua perlengkapan siap, aku pun berpamitan dengan orang tua lalu bergegas menyusul teman-teman yang sudah menantiku di pinggir jalan raya untuk menunggu bus menuju ke Surabaya. Tak lama kemudian bus datang, kita pun langsung bergegas naik bus. Semeru mountain, I’m coming. :D

          Sekitar pukul 02.30 siang akhirnya kita sampai di terminal Surabaya, kemudian kita langsung bergegas naik bus menuju kota Malang. Sampai di kota Malang sekitar pukul 04.00 sore, lalu kita naik angkot menuju kota Tumpang, kota yg menjadi tempat transit terakhir para pendaki sebelum naik Jeep menuju basecamp Semeru. Sehabis sholat maghrib kita naik Jeep menuju desa Ranu Pani, perjalanan ini memakan waktu sekitar 2 jam. Karena naik jeep, aku kira cuma sebentar, ternyata lumayan jauh, jaket aku taruh didalam tas keril, dan alhasil diperjalanan mendadak dingin, tapi dinginnya sedikit terlupakan gara-gara takjub liat jutaan bintang digalaksi, bahkan sabuk asteroid pun sedikit terlihat, maklum kalo takjub,dirumah nggak ada fenomena seperti itu, sekalian adaptasi gak apalah nahan dinginnya suhu malam hari digunung. Akhirnya kita sampai di basecamp, mulailah rasa dingin itu semakin menjadi-jadi, yah mungkin karena basecampnya di ketinggian 2200meter diatas permukaan laut, wajar kalo suhu normal malam hari dibawah 12 derajat, akhirnya pun nyerah nahan dingin, jaket pun aku pakai. Setelah cari tempat untuk istirahat di basecamp, kita makan malam lalu bergegas tidur soalnya suhu malam itu semakin dingin.

- Awal Pendakian ( 8 Mei 2015 )

        Adzan subuh mulai terdengar, aku pun terbangun dari slepping bag yg mendekapku, kulihat yg lain masih pada tidur nyenyak, aku pun bersembunyi lagi dibalik slepping bag yg melambai ingin memelukku, malas bangun karena suhu dinginnya masih sadis,, waktu menunjuk pukul 05.15 bergegas bangun dan ngajak om Abbaz ke pinggir danau Ranu Pani untuk liat sunrise. Sambil menatap danau Ranu Pani, ku lihat indahnya pagi itu sambil merenungkan diri, bahwa di pagi itu umurku telah semakin bertambah tua. Hari itu, tanggal 8 Mei 2015 adalah hari ulang tahunku yg ke 18 tahun, semoga diberi  tambah panjang umur, tambah rizqi, sehat selalu, dan semoga bisa jalan-jalan terus, makin tua makin banyak tingkah :v. Aku juga merasa sedih bahwa kalau kita ultah itu sebenarnya menandakan bahwa umur kita semakin berkurang, dan semakin dekat dengan ajal, di sisi lain aku pun bahagia dan terharu bahwa di hari ultahku, aku bisa memperingatinya di gunung tertinggi se pulau jawa itu.

Sunrise di Ranu Pani, basecamp pendakian Semeru, di ketinggian 2200mdpl. air danau pun berasap saking dinginnya, suhu pagi itu sekitar dibawah 8 derajat celcius.

        Sehabis menikmati terbitnya matahari dan dinginnya pagi, dan setelah semuanya bangun, kita pun sarapan, menu makanan pagi ini adalah nasi, sayur bening (dari sayur yg dibeli diwarga sekitar), sosis, kerupuk, ditambah susu coklat hangat dengan sedikit camilan pagi, duh nikmatnya. setelah sarapan kita packing dan menuju ketempat regristrasi, lalu briefing bersama membahas info tentang pendakian gunung semeru oleh pihak basecamp. setelah semua selesai, kita berdoa kemudian langsung memulai perjalanan, inilah awal perjuangan yg sebenarnya, semoga diberi kelancaran, aman, dan sukses, amiin.

berdoa sebelum memulai perjalanan, karena hanya kuasa Tuhanlah yg mengiringi perjalanan kami

yang memakai baju warna ungu adalah leadership sebut saja pimpinan di perjalanan kita, namanya mas Puji

Pintu masuk menuju jalur pendakian, di sisi kanan kiri banyak ditemui perkebunan warga, 100m dari pintu masuk, kita akan mulai memasuki kawasan hutan.

Watu Rejeng -  Jalur Pendakian Gunung Semeru sebelum sampai di Ranu Kumbolo.

   Kita pun berjalan menyusuri hutan, naik turun punggungan gunung, di sini jalur masih konstan dan tidak terlalu menanjak, tapi cukup panjang dan cukup bikin capek pemirsa. Langkah demi langkah kita lewati pos 1, dan pos 2, setelah itu kita melewati Watu Rejeng, jalur yg sisi kanannya terdapat tebing berbentuk dinding. Waktu di pos 1 tiba-tiba secara spontan aku ngeluarin uang 5rb dengan sendirinya, bukan untuk ngasih ke penunggu, tapi untuk beli semangka lokal, yg segar dan manisnya uhh luar biasa, lumayan mengobati tenggorokan kering. Waktu pun terus berjalan, sambil menikmati merdunya suara kicauan burung khas taman nasional bromo tengger semeru yg masih terjaga keasriannya. Tak terasa sekitar pukul  1 siang akhirnya kita sampai di Ranu Kumbolo. Wah benar-benar nggak terbayang betapa kerennya tempat ini, membuatku terdiam sejenak menatap sekeliling Ranu Kumbolo, menikmati indahnya surga indonesia ini. Tak lupa, karena hari ini aku ulang tahun, dikelilingi teman-teman aku pun meniup lilin diatas kue kecil yg telah aku bawa dari rumah, kemudian aku bagi-bagi kue ke teman-teman pendaki di Ranu Kumbolo. Sungguh, hari itu, hari yg tak akan pernah terlupakan seumur hidup, bisa merayakan ultah di Ranu Kumbolo, bersama teman baru nan ramah.
sedikit saran dan nasehat untuk diriku sendiri dan teman-teman yang suka bolang, mendaki atau jelajah adventure, kita jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan kelestarian alam Indonesia yg indah ini, misalkan kalo ke gunung setidaknya kita membawa turun sampah kita sendiri, syukur kalo sampaha lain ikut terangkut, ini soal kesadaran diri kita sendiri. demi menjaga kebersihan, kita juga jangan sampai mencoret-coret apapun dialam bebas, supaya generasi nanti pada bisa melihat indonesia tetap lestari, bukan cuma tinggal cerita tanpa tahu bagaimana aslinya. Kalau bukan kita yg menjaga alam ini terus siapa lagi? Kalau bukan dari sekarang kapan lagi?? Semoga alam indonesia selalu elok, indah dan terjaga kelestariannya. Go Green, save earth. I Love Indonesia dah pokoknya.



Inilah yg bisa mengobati kita dari problema dan kejenuhan rutinitas sehari-hari di rumah, puaskanlah masa muda, supaya kalau tua nanti tidak menyesal nggak pernah kemana-mana.
Jangan lupa kalo habis buat tulisan beginian, kertasnya jangan dibuang sembarangan, harus dibawa turun lagi, demi menjaga kebersihan alam kita tercinta.


Dari kejauhan udah nampak keindahan Ranu Kumbolo yg dikelilingi bukit-bukit sabana'nya, aku pun berjalan sambil melihat pemandangan yg tak akan pernah kita jumpai di sekitar rumah.
Jangan pernah takut melangkah untuk apa yang kita impikan, keep fight. :D



Syukurlah sepi banget ini tempat, cuma ada beberapa orang, soalnya pasca film 5cm itu pendaki di Semeru membludak. Bahkan tanjakan pasir Arcapada kepuncak Mahameru pun macet, tapi syukurlah waktu kesini masih sepi, cuma ada beberapa rombongan saja.

Senin, 26 Januari 2015

Pendakian Gunung Ungaran via Basecamp Mawar Umbul Sidomukti, 19 Oktober 2014

Pendakian kali ini mungkin juga secara nggak sengaja. Waktu itu, hari Sabtu 18 Oktober 2014. Berawal dari niatan membeli sandal tracking, karena 2 temen gue ada yg pesen juga, dan rencanaku pergi ke sebuah toko outdoor di kota Semarang. Sabtu siang menjelang sore, aku mengajak saudaraku "Abidin (sebut saja dia Gogon :V)" namanya.

Aku : Man, ayo ikut aku beli sandal tracking ke Semarang.
Gogon : kapan?
Aku : sekarang lah, masak tahun depan, bawa kendaraanku.
Gogon : ayo sekalian ke gunung Ungaran saja, mumpung ini malam minggu.
Aku : Ayo siap, sore ini langsung berangkat. Jangan lupa perlengkapan pendakiannya.
Gogon : oke siap cuyy.

Akhirnya sore hari kita langsung berangkat. Sampai di toko outdoor nya sekitar jam 8 malam dan dilanjut pergi ke basecamp mawar di umbul sidomukti, tiba disana skitar pukul 10 malam. Kita pun santai2 di di basecamp, makan malam dan benahin perlengkapan buat pendakian tengah malam (ultralight). Tepat pukul 12 malam kita memulai perjalanan. Menyusuri hutan pinus, hutan basah, kebun teh, kebun kopi.

Foto waktu di perkebunan, sehabis turun dari puncak.

Setelah melewati kebun kopi kita berdua melalui hutan yg vegetasinya agak tertutup kemudian sampai di tanjakan yg vegetasinya terbuka, karena waktu itu musim pancaroba, kita diterjang badai besar. Kita pun bersembunyi dibalik cekungan tanah yg dalamnya sekitar setengah meter, dan istirahat sebentar sambil ngopi, dan makan cemilan. Ada badai kita harus tetap tenang, udah lah dinikmati saja, badai pasti berlalu, hahaha. Dan sekitar lebih pukul 3 pagi, kita sampai dipuncak, dan tanpa tenda pun kita berdua cuma menggelar matras lalu tidur ditempat terbuka ditengah dinginnya udara waktu itu. Waktu berjalan hingga akhirnya si mentari mulai menampakkan dirinya dengan malu-malu. Sunrise yg begitu indah, sambil menatap pemandangan ke gunung merbabu. Tak lupa juga kita bergegas mengabadikan moment ini, biar waktu sampai rumah enggak nyesel wkwkwk.

Sunrise yg memerahkan langit

Si brother

Tugu momentum yg dibuat oleh kopassus dahulu kala. Disini sangat rame, gak kayak dulu waktu pertama kesini, hampir gak jumpa orang


jangan dibully, baru belajar selpi gan,, hahaha :V

Berkibarlah benderaku


Wiiihhh, siapa nih :D

Minggu jam 7 pagi kita sarapan terus turun menuju basecamp. Sampai basecamp sekitar jam 9 pagi. Setelah sampai basecamp mawar, kita langsung bersiap pulang menuju kota Jepara

Nih foto² nya.

Fenomena awan bentuk kupu²

Numpang lewat dulu gan.

View nampak dari kejauhan terlihat gunung Merbabu, Andong, telomoyo.

Ramainya akhir pekan, entah kenapa kian hari gunung kian rame, kalo tetep bersih sih nggak masalah, tapi sekarang semakin kotor gara-gara para oknum yang tak bertanggung jawab. Disitu kadang saya merasa sedih.

jaman emansipasi wanita kan, kalo lagi dialam ketemu cewek-cewek cantik jadi lengkap dah perjalanannya.

Selpi lagi gan, hahaha

Salam Ransel dari saya. Jangan lupa keamanan dalam kegiatan adalah yg utama, dan jaga kebersihan sampah ya, kalo ke gunung bawa sampah kita turun.Ingat, jangan pernah remehkan kekuatan Alam. Sampai jumpa di perjalanan adventure selanjutnya, bersama saya Agus Tio. Salam Backpack, Salam Rimba


Jika mau berbagi foto, melihat, merepost silahkan (ijin dulu lah ya), syukur2 kalau di follow, instagram saya : TiiooPrasetyo

Sabtu, 24 Januari 2015

Pendakian Gunung Sumbing via Garung Wonosobo, 15-18 Agustus 2014

Kali ini saya mau bercerita tentang perjalananku dengan temanku sewaktu pergi ke Wonosobo Jateng. Pada awalnya planing perjalanan ini tercipta secara tidak sengaja, karena waktu lebaran kemaren bang Aripin biasa dipanggil jablon (nama dagelan) silaturrahmi ke rumahku, kita berbincang2 dan secara gak sengaja/spontan, kita berpikir untuk mendaki ke gunung Sumbing bulan Agustus,,
Waktu pun terus berjalan dan tibalah dimana waktu kita membuat planing mendaki. Pertengahan bulan Agustus tepatnya hari Jumat tgl 15 Agustus 2014 kita berangkat, dan kita memutuskan berangkat berdua. perlengkapan udah hampir lengkap, hanya saja tenda nya belum ada. Karena aku nggak punya tenda, akhirnya aku pinjem tenda ke temanku (cewek) yg kebetulan pamannya punya tenda dome buat hiking, lumayan cuyy, hemat biaya. :D


Keberangkatan

Hari itu, sehabis sholat jum'at aku dan bang jablon memulai perjalanan dengan naik bus dari Jepara jurusan Semarang, sampai semarang sore hari, kemudian kita lanjut naik bus dari Semarang arah Wonosobo. Waktu pun berjalan, jam 8 malam sampai Salatiga, ehh ketemu 2 pendaki cewek yg cantik-broh, ternyata mereka hendak mendaki ke Gunung Prau Dieng Wonosobo, sekitar pukul 11 malam kami tiba di depan gang jalan arah basecamp Garung, ketika waktu turun dari bus ternyata kebarengan sama 2 orang anak muda dari Jepara juga, namanya mas Zakky sama mas Rizqi (unyil panggilannya). Kita pun saling berkenalan dan langsung jalan ke basecamp yang jaraknya sekitar 150meter dari jalan raya. Sampai disana kita udah ditunggu rombongan dari Jepara juga, tim (ROMLI) "Rombongan Liar". Kita pun langsung masak buat makan malam, soalnya cacing merut udah berontak dari siang belum makan :v. Malam itu kita kesulitan tidur karena kedinginan, orang kita aja tidur di teras rumah warga. Mungkin lainnya pada kesulitan tidur tapi aku tetap tidur dengan pulasnya, mungkin di tim baru ini aku yang paling jago ngebo. :'D

*foto waktu pagi hari di samping basecamp Garung, tuh gunung Sindoro yg indah menawan sudah melambai-lambai untuk dikunjungi, tapi entar besok kalo ada waktu lagi.


•Awal Pendakian

 Sabtu, 16 Agustus. pukul 7 pagi, kita berempat sepakat naik bersama, kita pun bergegas sarapan pagi dan bersiap untuk melakukan pendakian, sekitar pukul 8 pagi kita mulai perjalanan (jangan lupa awali perjalanan dengan berdoa). diawal perjalanan kita mulai menyusuri jalan di ladang tembakau warga, jarak dari basecamp ke pos 1 sekitar ±3km, wah lumayan juga. Ladang tembakau dengan latar gunung sindoro, membuat pemandangan di sini terlihat lebih eksotis, inilah yang tidak pernah aku jumpai ditengah bisingnya suasana perkotaan.
Dari kiri ada Zakky, om Qyenk(kurang tahu nama aslinya sih-_-), bang Jablon, Unyil, sama aku (Tio) jaket biru, sorry gan lupa kenalan. :D

Yg pakek baju merah itu namanya mbak Liza, ini satu-satunya cewek di gerombolan kita :D

sekali-sekali eksis,, dari kejauhan Sindoro emang gagah,, tapi gue juga gagah kan?? wakwauw.

Sekitar pukul 11 siang kita sampai di Pos 1 (Malim) batas kebun tembakau dengan hutan gunung, disini kita istirahat dan makan siang, ditempat ini terdapat sumber mata air kecil dikanan jalur, tempatnya sedikit menjorok ke kanan sekitar 100an meter.

Perkenalkan, ini saya. bergelantungan kayak ( . . . ) jawab sendiri, hahaha

Rifqi sama Zakky. Mereka berdua yg mendokumentasikan perjalanan pendakian

Sehabis dhuhur kita melanjutkan perjalanan menuju pos 2 (Genus) sekitar 1km dari pos 1, jalannya udah mulai nanjak yg lumayan curam, 1½jam kita sampai di pos 2, sayang gak ada foto yg di abadikan. Kemudian menuju pos 3 (Seduplak Roto) berada di tengah vegetasi hutan tropis pegunungan, pos ini hanya muat beberapa tenda. Lanjut menuju Pos 4 (pestan), mulai dari pos 3 vegetasi hutan mulai terbuka, perjalanan nanjaknya mulai parah, tanjakan dengan kemiringan yang lumayan curam, jalanannya yang berpasir, licin, dan berdebu. Melangkah 5 kali, mlorot 1 atau 2 kali, ternyata capek juga gan, enakan tidur dirumah :V. Sore hari sekitar pukul 4 petang kita sampai di pos 4 (Pestan) 2437mdpl, akhirnya kita memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam/ngecamp disini. Ketika menjelang petang, aku dibuat takjub oleh pemandangan disini, pulau jawa telah diselimuti awan yang indah, dan yang nampak hanyalah deretan gunung-gunung tinggi yang menanjap di tanah jawa. Lalu kita semua di sambut oleh indahnya Sunset di tanah anarki, ehh bukan, tapi Sunset di atas awan, sebuah keindahan yang tak bisa diungkapkan dengan kata, inilah Indonesia dengan segala keindahannya. Semoga Tuhan menjaga bumi pertiwi dari orang-orang ingin merusak negeri ini.

Pos 4 (Pestan) 2437meter diatas permukaan laut


di sore hari tenda² sudah pada berdiri di pos Pestan

Dibelakang nampak puncak Gunung Sumbing yg terlihat sangat dekat, padahal masih jauh.

kece'nya negeri diatas awan gunung Sumbing - Sindoro. nggak usah ditanya gimana indahnya, sadis cuy.

perlahan-lahan matahari mulai bersembunyi dari hadapan kita, betapa indahnya sunset di lautan awan, yang biasanya kita hanya melihat sunset di pantai, tapi melihat sunset disini memiliki sensasi tersendiri.

Hari semakin larut malam, kita pun menyiapkan makan malam dengan susu jahe hangat, diselingi dengan canda dan tawa kita berempat didalam tenda, menambah hangatnya suasana ditengah dinginya malam itu, setelah capek bercanda, bergurau bareng, satu persatu dari kita pun tidur, karena aku dan bang jablon gak bawa slepping bag, dan suhu pun sudah pasti dingin, apalagi bulan agustus biasanya terjadi embun beku di pegunungan wonosobo. Tapi tetap tenang kok, kita berdua udah mensiasati hal ini, tenda kita yang gak kepakai kita gunakan untuk selimut berdua, wkwk (jangan ditiru klo nggak terbiasa ditempat dingin). Pukul 9 lebih kita sudah pada tidur, lagian males keluar tenda, soalnya suhu diluar tenda lumayan nyiksa, ya kita langsung tidur pulas saja biar besok bisa bangun pagi. Emang dasar kebo, tidurnya di lama²in hahaha. Walaupun malam itu tenda kita bergoyang ria di terjang badai, (Gn. Sumbing terkenal dengan badai kencangnya) alhamdulillah masih aman, dan kita terlelap sampai pagi hari...


•Perjalanan Menuju Puncak 17 Agustus 2014

Kala itu sekitar pukul 5 pagi sang mentari akhirnya dengan malu² ia pun menampakkan dirinya. Matahari 17 Agustus dihadapan kita, senangnya bisa merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 69 di atas gunung tertinggi nomer 3 se jawa tersebut.

Detik2 terbitnya matahari dihari 17 Agustus (Dirgahayu Indonesiaku)

Mentari pagi beri salam lagi,
Golden Sunrise diatas lautan awan pulau jawa.

Sejauh mata memandang cuma melihat pucuk² gunung, lautan awan dibawah kita, dan warna keemasan dikala terbitnya sang fajar.

Mas bro Zakky

Mas bro Rizqi (Unyil)

bendera Merah Putih dikibarkan, spanduk nama Romli pun di bentangkan, Real Adventure :D

Lanjuutt,, sehabis menikmati indahnya sunrise, kita sarapan pagi, dan siap² melanjutkan perjalanan menuju puncak, tapi kita naik cuma berempat soalnya tim nya mbak Liza udah berangkat duluan karena memburu sunrise dipuncak. Jam 7 kita mulai perjalanan, semua barang ditinggal di tenda demi keamanan dan kenyamanan, naik cuma membawa bekal makanan ringan sama minum. Kita berempat menuju pasar batu dan menuju pos 5 (Watu Kotak/Batu Kotak) 2763mdpl. Dari pos pestan sampai puncak jalannya naik batu terus, lumayan nyiksa dengkul dah.
Zakky, Unyil, sama bang Jablon

sungguh diri ini hanyalah makhluk yang sangat kecil dan tak berdaya, hamba tak akan pernah tercipta jika tanpa kuasamu Tuhan.

Pasar batu, karena namanya pasar batu, kirain ada orang jualan di tempat bebatuan, tapi nggak mungkin lah, dipucuk gunung ini uang kita tak laku. wkwk.

Negeri diatas awan, dari kejauhan nampak Gunung Ungaran bersembunyi dibalik awan

Ketemu sama kakak cewek kece yg suka bersih² gunung. Tapi aku lupa kenalan, (soalnya yg motret kita kayaknya pacar tuh orang) tapi salut dah, dia bawa belasan botol plastik untuk dibawa turun.

Padang Edelweiss atau disebut bunga abadi (anaphalis javanica) banyak ditemui di dekat pos Watu Kotak 2763mdpl. Ini adalah bunga langka yang dilindungi, hanya dapat ditemui dei gunung yang tinggi, jadi apapun alasannya jangan pernah petik apalagi merusak bunga yang indah ini.


Dan akhirnya, setelah 1½ hari perjalanan, puncak sudah didepan mata, dengan penuh semangat walau tenaga sudah hampir habis, kita akhirnya sampai di puncak, Alhamdulillah,, senang, gembira, haru, bahagia, semua bercampur menjadi satu. Sebuah kenangan yang tak akan pernah terlupakan, bisa merayakan HUT RI diatas puncak tinggi Gn.Sumbing 3371mdpl di bawah terik matahari di hari yang istimewa, tepat tanggal 17 Agustus 2014 DIRGAHAYU INDONESIAKU YANG KE 69, Semoga tambah maju dan makmur.

Puncaaakk!!!

Indonesiaku, tanah airku

Bendera dikibarkan,, Tongkat bendera pakek tongsis :D

Penghormatan kepada sang saka Merah Putih

Mountain Sumbing 3371mdpl

Rizqi (unyil), Zakky, Aripin (Jablon), dan Aku Agus Tio

Foto waktu di puncak, bersama sahabat² baru, terima kasih kawan telah melengkapi indahnya perjalanan ini.

Terima kasih tuhan engkau telah menciptakan negeri Indonesia yg indah ini, aku hanyalah makhluk kecil yg berdiri diantara ciptaanmu yg maha besar ini. bantulah kami untuk menjaga bumi pertiwi yang elok ini.


•Perjalanan Turun

Siang pukul 1 kita turun menuju tenda di pos pestan, lalu makan, dan turun menuju basecamp, sampai basecamp pukul 8 malam, dan perbekalan kita sudah habis total, akhirnya beli nasi goreng sama teh hangat, uhh sedapnya. Dan saatnya tidur malam sebelum besok pagi pulang ke rumah.


•Perjalanan Pulang

Pagi hari, Senin 18 Agustus. Kita sarapan dan santai menikmati suasana pedesaan di kaki gunung, usai sarapan pagi kita langsung prepare dan pulang menuju kota Jepara tercinta, sampai jumpa lagi gunung Sumbing Wonosobo. Sayo nara kita pulang sampai jepara dengan selamat dan bahagia, alhamdulillah. Meskipun pulangnya sedikit ada masalah, hp blackberry nya bang jablon hilang di terminal Terboyo, yg sabar bang. Pesan untuk teman², kalo bepergian jaga barang² berharga, hindari juga para calo tiket transportasi agar tidak tertipu. Dan jangan lupa tetap jaga kebersihan, buanglah sampah pada tempatnya, jikalau mendaki, bawalah turun sampahmu, jangan kotori gunung okey,,,

jika kamu mencari seseorang yg bisa mengajakmu ke Restaurant, Villa, hotel, ataupun tempat mewah lainnya,, Apalah daya ku, aku hanya bisa mengajakmu melihat awan, dari atasnya,, eeaakk



Basecamp gunung Sumbing

Teman2 seperjalanan

Aku with bang jablon

Aku with Zakky

Perjalanan pulang, view Mt. Sindoro 3153mdpl

Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya, dengan saya Agus Tio,,,
Life is a Travell and Adventure,,,
Salam rimba, salam ransel, dan salam para pejalan,, semoga alam Indonesia tetap hijau, indah, asri dan lestari amiinn.

writter : Agus Setio Adi Putro
Instagram : TiiooPrasetyo