Catatan Kecil Sebuah Perjalanan Tentang Segelintir Manusia Yang Mewujudkan Mimpinya

Catatan Kecil Sebuah Perjalanan Tentang Segelintir Manusia Yang Mewujudkan Mimpinya
Oro-oro Ombo, Mt. Semeru 3676mdpl

Sabtu, 28 November 2015

PENDAKIAN GUNUNG SINDORO 3153MDPL VIA JALUR BANSARI, TEMANGGUNG

PENDAKIAN GUNUNG SINDORO 3153MDPL Via BANSARI, TEMANGGUNG (16 - 17 AGUSTUS 2015)

Pendakian gunung Sindoro. Yah, perjalanan kali ini mungkin terlaksana secara dadakan, karena planing yg semula aku berangkat dengan saudaraku tapi dia cancel karena ada acara dadakan, Katanya. Nah, sabtu malam minggu tanggal 15 Agustus, aku menjadi salah satu panitia acara di Anniversary salah satu club motor di kota Jepara. ketika ditempat acara, aku iseng lah sms ke bang aripin (sebut saja dia jablon), aku sekedar bertanya, siapa tahu hari minggu-senin dia mau naik gunung untuk ngrayain17an Agustus. Dan yg aku harapkan benarlah terjadi, tiba-tiba dia bilang kalau besok pagi mau berangkat mendaki ke gunung Sindoro via Bansari Temanggung. Aku pun kegirangan mendengar kabar tersebut dan mengonfirmasi dia untuk ikut mendaki ke gunung Sindoro besok pagi.

Pada minggu paginya aku langsung mempersiapkan alat-alat dan perbekalan untuk pendakian, kita sepakat bertemu di deket jalan raya untuk menunggu bus keberangkatan, maklum mode hemat naiknya angkutan umum. pukul 8 pagi kita berangkat, bang jablon bersama 1 temannya lagi, namanya bang  sulistyo (panggil saja dia Brung :v). kita pun naik bus menuju terminal terboyo Semarang, lalu dilanjut naik bus lagi menuju Temanggung (nah, kalau kita ke Temanggung sebaiknya kita ambil bus jurusan arah Wonosobo). sekitar pukul 2 siang kita akhirnya sampai di pasar parakan, kota Temanggung, disini kita harus turun dari bus karena angkot menuju desa Bansari hanya ada di pasar Parakan. setelah turun bus, kita menunggu angkot beberapa puluh menit sambil nyemil makanan, soalnya belum makan siang, dari pagi diatas bus, nggak sempat makan siang dan pantat pun sudah panas karena kelamaan duduk di bus. sekitar pukul 3 sore kita sudah dibasecamp Kompas Bansari, disana kita disambut sama anak-anak basecamp kompas, karena mereka udah kenal akrab sama tim Romli Jepara. ohh iya, sekedar info: Jalur Pendakian Gunung Sindoro   Via Bansari sebenarnya sudah ada sejak tahun 90an, tapi kemudian ditutup cukup lama sampai akhirnya dibuka lagi beberapa tahun ini.

Kala itu, kita mengawali langkah kaki di waktu petang. Sore itu kabut mulai menyelimuti gunung Sindoro yang begitu gagah tinggi menjulang.


Setelah kita beristirahat di basecamp sejenak, sekitar pukul 5 sore kita mulai pendakian, melewati hamparan perkebunan tembakau yang begitu luas. pukul 6 petang lebih, kita sampai di pos 1, kita istirahat karena barengan dengan adzan maghrib. Setelah istirahat di pos 1 kita melanjutkan perjalanan menuju pos 2 yang jaraknya lumayan jauh dan memakan waktu beberapa jam. Kita melewati hutan yang begitu lebat dan luas, karena jalur ini terletak di area hutan yg terbesar di gunung sindoro. pukul 9 malam kita belum juga nyampai pos 2, akhirnya kita brake disamping jalur pendakian untuk makan malam. dan kita pun menyantap makan malam. aku pun bertanya pada bang jablon dan temannya, siapa yg bawa tenda, dan mereka berdua pun mengiranya aku yg bawa tenda, kalau gitu kan kamvret, gimana tidur kita? aku juga tidak membawa slepping bag, (yg ini jangan ditiru ya kalau tidak terbiasa sama suhu gunung). Karena bang jablon sama bang brung membawa sb, akhirnya kita berinisiatif ngecamp di pos 3 yang hutannya masih lebat, dan aku tidur memakai selimut dengan diapit slepping bag kanan kiri, jadinya masih bisa terasa hangat, soalnya di bulan mei-september di pegunungan daerah Temangung-Wonosobo/Dieng biasanya terjadi froze istilahnya embun beku (suhunya bisa mencapai 0 derajat celcius).
Aku pun tidur duluan, maklum diantara kita bertiga, aku lah yg tukang tidur. Waktu aku tertidur ternyata bang jablon sama bang brung sedang ngerumpi sama cewek asal Ntb, ahh sial, kenapa aku nggak dibangunin diajak ngerumpi saja, padahal orangnya lumayan kece dah, beruntung bisa bertemu cewek cantik, bukan bertemu sama babi-babi cantik yg suka gangguin tidur orang. Tetep aja aku tidur pulas sampai pagi.

Dari pos 3.
Sunrisen time, Matahari 17 Agustus. Alam Indonesia, Dipandang dari sela-sela ranting pohon pun tetap terlihat indah.


Senin, 17 Agustus 2015, aku terbangun ditengah sayupnya suasana pagi hari. dan kamvretnya lagi, bang jablon sama bang brung malah masih tertidur pulas. Tapi tak apa lah, tinggal minum susu coklat hangat dulu sambil menikmati matahari terbit yg maih bisa dilihat dari tempat tidur dengan posisi masih pw dengan cahayanya yg mulai muncul melalui celah-celah ranting pepohonan hutan gunung. Memang Indonesia dilihat dari sudut pandang manapun itu, it's a paradise.
Setelah semuanya bangun, kita bertiga sarapan pagi dan segera bersiap menuju ke puncak Sindoro. Menu sarapan pagi itu : sereal, biskuit, roti, agar-agar, dan ditutup dengan meneguk secangkir susu jahe hangat, duh nikmatnya perjalanan ini ya Tuhan.

Sekitar Pukul 7 pagi kita melanjutkan perjalanan menuju puncak, Karena kita tidur di pos 3, otomatis puncak masih sangat jauh, dan masih perlu melewati 3 pos lagi. Dijalur ini pendaki tidak terlalu ramai, jadi masih terbilang sunyi dan nggak terlalu sering ketemu orang berlalu lalang.

 Pos 5 (Mlelan) disini lumayan rame ada belasan orang ngecamp disini.

uh, puncak masih jauh gan,,

sampai di pos 5 sekitar pukul 11.30 siang, kita langsung tancap gas menuju puncak. Karena perut semakin berontak karena lapar, akhirnya kita mengalah dan makan siang di pinggir jalur pendakian di antara pos 5 dan pos 6. Akhirnya sekitar pukul 2 kita sampai di puncak tertinggi gunung Sindoro.
Terima kasih Tuhan, di hari yang spesial ini engkau telah mengijinkan kami berada di tempatmu yang indah ini. Dirgahayu Indonesia ku yang ke 70th. Semoga Indonesia tambah makmur, dan semoga alamnya tetap lestari.

 Puncak Mt. Sindoro 3153mdpl. via Bansari, Parakan, Temanggung.

Penghormatan kepada sang saka Merah Putih. 17 Agustus, Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 70th. 

Inilah indonesiaku, salam buat kalian para pengagum keindahan alam.

bang Brung sama bang Jablon, (embuh wong ngendi aku ora paham, wkwk)

selfie lah, meskipun mereka udah senior, tapi mereka nggak mau kalah sama junior, katanya biar kayak orang-orang kekinian, hahaha. yang penting kita memang menjalankan hobi, bukan sekedar mengikuti tren kekinian :V

hmmm, menikmati terjangan kabut awan yang berhembus menerpaku, yang meredam rasa rinduku setelah kau pergi meninggalkanmu, eeakk baper again.

yah, waktu disini aku sedih juga, soalnya padang edelweiss disebelahku yang dulu sangat luas dan indah sekarang terbakar dan musnah akibat ulah oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, semoga Tuhan menyadarkan mereka yang suka merusak alam.

Sampai disini dulu cerita perjalanan kita, sampai jumpa di cerita perjalanan berikutnya. Jangan lupa kalau berkegiatan di alam bebas utamakanlah keselamatan diri dan kelompok, keep Savety First, dan jangan lupa bawa turun lagi sampah kalian supaya alam tetap bersih dan indah. Gunung Bukan Tempat Sampah. Salam Ransel, Salam Angkut.


jika ingin sekedar melihat atau berbagi foto pendakian, syukur-syukur kalau di follow. :D
Instagram saya : @TiiooPrasetyo